Sabtu, 12 Juni 2010

Geomorfologi Fluvial

  1. Pengertian Geomorfologi Fluvial

Geomorfologi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari tiga kata, yaitu geos (bumi), morphos (bentuk) dan logos (ilmu pengetahuan) jadi pengertian dari Geomorfologi fluvial merupakan cabang dari ilmu geomorflogi yang mempelajari semua bentukan bentuk lahan di permukaan bumi yang terbentuk di alam yang disebabkan oleh aksi air permukaan, baik bentukan yang di akibatkan oleh gerakan air yang mengalir, maupun bentukan yang di akibatkan oleh air yang menggenang. Proses-proses yang di bentuk oleh pengaruh air akan menghasilkan suatu bentang alam. Bentang alam yang dibentuk dapat terjadi karena proses erosi maupun karena proses sedimentasi yang dipengaruhi oleh air permukaan. Hal-hal yang mempengaruhi intensitas air permukaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu Curah Hujan, Vegetasi, Kemiringan Lereng, Litologi, dan Iklim.



  1. Tiga Aktivitas Utama Sungai

B. 1. Erosi
Ada beberapa jenis erosi yang di akibatkan oleh kekuatan air, yaitu:

  • Quarrying, yang merupakan proses terjadinya pendongkelan batuan yang di lalui oleh air.

  • Abrasi, yang merupakan terjadinya penggerusan terhadap batuan yang dilewati air.

  • Scouring, yaitu penggerusan dasar sungai akibat adanya ulakan sungai, misalnya pada daerah cut off slope pada Meander.

  • Korosi, yaitu terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya.


Berdasarkan arahnya, erosi dapat dibedakan menjadi :
Erosi vertikal, erosi yang arahnya tegak dan cenderung terjadi pada daerah bagian hulu dari sungai menyebabkan terjadinya pendalaman lembah sungai.
Erosi lateral, yaitu erosi yang arahnya mendatar dan dominan terjadi pada bagian hilir sungai, menyebabkan sungai bertambah lebar.

B.2. Transportasi

Transportasi adalah proses pengangkutan material oleh air yang diakibatkan oleh tenaga kinetis yang ditimbulkan oleh pergerakan aliran air sebagai pengaruh dari gaya gravitasi. Ada beberapa istilah yang digunakan dalam membahas transportasi yaitu stream capacity, yaitu jumlah beban maksimum yang mampu diangkat oleh aliran sungai dan stream competence, yang merupakan ukuran maksimum beban yang mampu diangkut oleh aliran sungai.

Mekanisme pengangkutan material sugai terbagi menjadi dua yaitu mekanisme bed load dan suspended load. Mekanisme “bed load memiliki pengertian bahwa material-material yang tererosi di angkut oleh sungai dengan cara mengalir sepanjang dasar sungai. Sedangkan mekanisme “suspended load memiliki pengertian bahwa material-material yang tererosi di angkut oleh sungai dengan cara melayang dalam tubuh sungai.

Mekanisme “Bed load” atau material-material terangkut dengan cara mengalir di dasar sungai dapat diklasifikasikan menjadi:

  • Traction : material yang diangkut terseret di dasar sungai.

  • Rolling : material terangkut dengan cara menggelinding di dasar sungai.

  • Saltation : material terangkut dengan cara menggelinding pada dasar sungai.


Mekanisme “suspended load” atau material-material terangkut dengan cara melayang dalam tubuh sungai, dibedakan menjadi :

  • Suspension : material diangkut secara melayang dan bercampur dengan air sehingga menyebabkan sungai menjadi keruh.

  • Solution : material terangkut, larut dalam air dan membentuk larutan kimia.




B.3. Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses yang terjadi ketika sungai tidak mampu lagi mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka material yang berukuran kasar akan di endapkan terlebih dahulu baru kemudian diendapkan material yang lebih halus. Ukuran material yang di endapkan berbanding lurus dengan besarnya energi pengangkut, sehingga semakin ke hulu sungai material yang di endapkan semakin halus.
Proses sedimentasi terjadi ketika sungai tidak mampu lagi mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka material yang berukuran kasar akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diendapkan material yang lebih halus. Ukuran material yang diendapkan berbanding lurus dengan besarnya energi pengangkut, sehinga semakin ke arah hilir ukuran butir material yang di endapkan semakin halus. Satu sungai atau lebih beserta anak sungai dan cabangnya membentuk suatu pola atau sistem yang disebut pola pengaliran yang juga dikenal dengan pola aliran sungai.



  1. Klasifikasi Pola Aliran Sungai



  1. Dendritik: Pola pengaliran ini berbentuk cabang-cabang seperti pohon, dengan anak-anak sungai dan cabang-cabangnya mempunyai arah yang tidak beraturan, pola ini mencermnkan kekerasan batuan yang sama atau jenis tanah yang seragam. Pada daerah ini kontrol struktur tidak beitu nampak. Terdapat pada lapisan sedimen horisontal atau miring landai.

  2. Parallel: Pola aliran ini membentuk cabang-cabang sungai yang sejajar atau paralel. Mencerminkan daerah dengan dengan kekerasan atuan hampir ama dengan kemiringan lereng yang cukup besar dan seragam.

  3. Radial: Pola pengaliran ini memiliki pola memusat atau menyebar dengan satu titik pusat yang dikontrol oleh kemiringan lereng, membentuk cabang-cabang yang seolah-olah memencar dari satu titik pusat yang mencerminkan daerah gunung api atau kubah .

  4. Rectanguler: Pola pengaliran dimana anak-anak sungai membentuk sudut tegak lurus dengan sungai utamanya dengan aliran yang memotong daerah secara tidak kontinyu umumnya pada daerah patahan yang teratur dan mencerminkan daerah kekar atau sesar yang saling tegak lurus .

  5. Trellis: Pola pengaliran dimana aliran air berbentuk seperti cabang-cabang sungai yang kecil, berukuran sama dengan aliran yang tegak lurus sepanjang sungai-sungai utama. Pola ini mencerminkan daerah lipatan, patahan yang pararel, blok punggungan pantai hasil pengangkatan laut atau daerah yang banyak terdapat kekar.

  6. Anular: Pola aliran sungai ini tegak lurus terhadap sengai utama yang melingkar. Pola aliran ini dikontrol oleh sesar atau kekar pada bedrock. Pola ini mencerminkan struktur kubah atau dome.

  7. Concorted: Pola aliran ini membentuk cabang-cabang sungai yang relatif tegak lurus terhadap sungai utama yang melengkung. Perbedaan pola ini dengan pola rectanguler dan trelis adalah pola aliran ini tidak teratur. Kontrol struktur pada daerah ini stabil dan mencerminkan adanya lipatan sunjam.

  8. Multi-Basinal: Pola aliran ini terbentuk pada daerah antar bukit batuan dasar yang tererosi. Pola ini ditandai dengan cekungan-cekungan yang kering dan terisi air yang terpisah-pisah dengan aliran yang terputus dan arah yang berbeda. Pola ini mencerminkan daerah karst.



  1. Bentuklahan Bentukan Asal Fluvial



  1. Sungai Teranyam (Braided River)

Sungai teranyam atau braided river adalah bentukan asal proses fluvial yang terbentuk pada hilir sungai yang memiliki kemiringan lereng datar atau hampir datar, sungai teranyam memiliki alur yang luas dan umumnya dangkal. Sungai teranyam terbentuk karena adanya erosi yang berlebihan pada baian hulu sungai sehingga trjadi pengendapan pada bagian alurnya hingga membentuk endapan gosong tengah dan memberikan kesan teranyam apabila endapan gosong tengah yang terbentuk cukup banyak.



  1. Gosong Sungai (Bar Deposit)

Bar Deposit adalah adalah endapan sungai yang terdapat pada tepi atau tengah dari alur sungai. Endapan pada tengah alur sungai disebut gosong tengah dan endapan pada tepii disebut gosong tepi, gosong sungai terbentuk oleh endapan brangkal, krakal, dan pasir,dll .



  1. Kipas aluvial (Alluvial fan)

Kipas aluvial adalah bentukan asalproses fluvial yang terjadi karena pengendapan material yang cepat yang terjadi apabila suatu sungai dengan muatan sedimen yang besar mengalir dari dataran tinggi kemudian masuk ke dataran rendah, sehingga mengakibatkan perubahan kecepatan kecepatan aliran air yang drastis. Biasannya terdapat air tanah yang melimpah di sepanjang dataran aluvial karenabentukan berupa kipas aluvial terdiri dari gabungan antara pasir dan lempung sehingga merupakan lapisan kedap air yang mampu membawa air dalam jumlah yang tinggi atau banyak.

  1. Danau Tapal Kuda (Oxbow lake)

Danau tapal kuda terbentuk jika lengkung meander terpotong oleh pelurusan air.

  1. Dataran banjir (Flood Plain) dan tanggul alam (Natural Levee)

Sungai stadia dewasa mengendapkan sebagian material yang terangkut saat banjir pada sisi kanan maupun kiri sungai, seiring dengan proses yang berlangsung kontinyu akan terbentuk akumulasi sedimen yang tebal sehingga akhirnya membentuk tanggul alam.

  1. Delta

Delta adalah bentang alam hasil sedimentasi sungai pada bagian hilir setelah masuk pada daerah base level.

  1. Meander

Bentukan pada dataran banjir sungai yang berbentuk kelokan karena pengikisan tebing sungai, daerah alirannya disebut sebagai Meander Belt. Meander ini terbentuk apabila pada suatu sungai yang berstadia dewasa mempunyai dataran banjir yang cukup luas, aliran sungai melintasinya dengan tidak teratur sebab adanya pembelokan aliran Pembelokan ini terjadi karena ada batuan yang menghalangi sehingga alirannya membelok dan terus melakukan penggerusan ke batuan yang lebih lemah.

Sebagian besar bentang alam fluvial tidak dapat digambarkan dalam peta topografi standard karena ukurannya yang kecil seperti gosong sungai atau tanggul alam. Bentang alam flufial dapat di gambarkan dalam peta topografi standar apabila ukurannya besar sebagai contoh kipas aluvial. Alur sungai merupakan pertanda bentang lahan asalproses fluvial. Dalam peta topografi, alur sungaii ditandai oleh kontur yang meruncing ke arah hulu sungai dengan alur sungai yang tampak jelas.

Daerah yang terbentuk karena proses fluvial merupakan daerah yang sangat potensial untuk dimanfaatkan bagi kehidupan manusia, khususnya daerah di pinggir aliran sungai. Daerah di pinggir sungai merupakan daerah yang potensial sebagai penyedia air irigasi, air minum, dan material pasir batu yang bermanfaat diunakan sebagai bahan bangunan.Namun, daerah di sekitar aliran sungai juga memiliki riskiko bencana yang tinggi, sebagai contoh banjir, dan tanah longsor. Dengan cara menganalisis bentanglahan ini, diharapkan dapat memberikan informasi tentang kondisi geologi di suatu daerah. Dengan mengetahui informasi ini diharapkan kita dapat mengetahu pola distribusii bentuklahan bentukan fluvial sehingga penggunaan lahan dapat dimanfaatkan secara optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar